“Ini bukan masalah pembuktian, ini hanya masalah
aku dan aku” Rizki
Raja Sulaeman – Puncak Slamet 29-03-2013”
Pagi 30 Maret 2013 kaki ini dapat meninggalkan jejak di ketinggian 3428.
Mdpl. Menjadi penonton dari layar birumu lagi dengan awan sebagai tirainya.
Tiketnya masuknya hanya sebuah tekad yang kuat, tekad yang mengalahkan diri
sendiri tapi tidak anti sosial. Kemauan menggapai puncak tapi bukan sebuah egoisme. Pendirian yang kuat dalam memutuskan
tapi bukan keras kepala. Memang setiap tujuan ada perjalanannya, ada prosesnya.
Kali ini Proses itu begitu jelas, berawal dari sebuah konsep yang dituliskan
menjadi sebuah perencanaan yang akhirnya dapat diwujudkan.
Pagi 30 Maret 2013 dengan 4 orang yang katanya adalah orang paling kuat haha.
GPS di puncak Slamet |
Background and Personil
Why??
Awal pendakian ini diawali dengan percakapan 2 pemuda yang ingin
menikmati hari yang bernama “liburan”, terucap “slamet” tanpa reaksi penolakan
2 pemuda ini mengiyakan hal tersebut. Puncak Slamet menjadi konsep yang perlu
direalisasikan.
Kebetulan tanggal 28 Maret 2013 merupakan hari jadi dari Polman
Bandung, sampai akhirnya terpikirkan.
“kenapa nggak ngibarin bendera polman di sana” good idea juga..
So Proudly present the member of the event
dari kiri: Raja, Deni (me), Tian dan Kahya |
Deni (me) = Medis, Pemegang saham pendakian
Kahya = Penasehat
Andraes Tian = Logistik
Jakong = Chef
Kami berempat mahasiswa dari Bandung dan sudah seharusnya menyesuaikan
kondisi dengan keuangan yang ada, Ekonomis dan Perjalanan yang berkesan menjadi
sebuah keharusan haha.
Hari 0 (28-03-2013) Keberangkatan
Karena kesibukan kuliah masing-masing persiapan alat pendakian ini cukup
terhambat apalagi sebelum harus ngerjain tugas yang harus dikumpul hari
seninnya. Emang disitu serunya, dituntut buat ngerjain seefektif mungkin. Ini
dia penampakan saya yang ngerjain tugas di H-1 jam keberangkatan.. Kebuuuut!!
tugas oh tugas |
Meetpoint dari pendakian ini di terminal cicaheum. Emang kalo nunggu itu
perkerjaan yang cukup ngebosenin, sampai akhirnya ketemu juga dengan mereka.
Kayanya sudah menjadi penampakan yang tak bisa tergantikan kalo liat si Raja.
Badan gede dengan tas carriernya, nggak akan bisa diumpetin lah haha.
Sebelum naik bis ternyata oh ternyata malah ketemu sama rombongan anak
kelas DEB yang rencananya mau ke Tasik, kaya yang lagi kebingungan pilih-pilih
bisnya.??
Nggak lama dari situ kami naik bis jurusan Bandung – Wonosobo dan beud
bisnya non AC lagi. Kondisi bis ini sudah penuh, tempat duduk udah keisi semua
tapi yang namanya kejar setoran si kenek malah bilang “ayo kosong-kosong”
haah?? Samapi akhirnya ada ibu-ibu yang ngegendong anaknya naik bis dengan
kondisi berdiri. Sungguh keterlaluan si kenek tuh. Akhirnya dari 4 duduk kita,
didonorkan satu untuk si ibu itu. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan
kondisi seorang berdiri secara bergantian. Dijadwal tuuh, sejam sekali kita
gantian posisi berdiri. Kerasa banget feel Backpackernya.
Hari 1 (29-3-2013) Jejak kaki pertama di Purwokerto
- Climb
Setelah menikmati perjalanan sekitar jam 5 pagi akhirnya sampai di
terminal Purwekerto. Kesan pertama menjejakan kaki di kota purwokerto adalah
bersih dan teratur tapi calonya pada ganas-ganas, Kami pergi dulu ke masjidpun
masih diikutin…
terminal wonosobo |
Sejenak kami beristirahat di masjid ini, ternyata sudah ada pendaki lain
yang satu niat yang sama “mendaki Slamet” cukup banyak tapi yang saya inget
ketemu dengan Mapala dari UNS dan mahasiswa dari UNPAD. Sebentar kami bercengkrama dengan mereka,
hingga akhirnya kami memutuskan untuk charter angkutan sama-sama.
Dari terminal ini bisa naik angkutan Terminal Purwokerto – Pertigaan seruni
Lama perjalanannya sekitar sejaman, normal harga angkutannya Rp. 10000 tapi buat
para pelancong siapin aja Rp. 20.000.
Dari pertigaan seruni kami charter angkot lagi ke Pos pendakian
Bambangan. Memang kemampuan mobil yang dicharter ini tidak sebanding dengan
kondisi jalannya, di tengah perjalan kita malah ngedorong mobil angkot ini.
Belum mulai nanjak tapi sudah ngos-ngosan…
“tidak ada sebuah kebetulan, semua
terjadi karena ada alasannya”
Sebuah kalimat yang mungkin sering didengar tapi dengan kejadian
ngedorong mobil itu malah menjadi pengalaman buat saya mengenal topografi desa
Bambangan ini, dan dikemudian harinya saya malah mengikuti lomba navigasi
dengan lintasan jalan ini juga. Ya semua terjadi karena sebuah alasan :)
Pukul 8:00 akhirnya kami sampai
di Base Camp Bambangan.
Kami berempat beristirahat sejenak di basecamp ini sambil liatin buah
tangan yang pengen dibeli, cuman liat loh haha
Climb
Perjalanan jauh dimulai dengan langkah pertama.. yah langkah pertama
kami adalah tanjakan nan melelahkan. Tanjakannya tak lama kok hanya sekitar 10
menit dan akhirnya sampai di gapura bambangan.
Gapura |
Pos Bambangan – Pos 1
Kami mulai pendakian dari gapura ke pos 1, tapi disini kita malah pake jalur lurus yang lumayan gede, ngelewatin beberapa ladang petani. Seharusnya kita mengambil jalur ke kanan dari gapura tadi dan melewati jalur setapak kecil. Awalnya kami nggak merasa udah salah jalan sampai akhirnya kami melihat pendaki lain melewati jalur yang ada di punggunan gunung yang berbeda. Waduuh baru sadar salah jalan. Akhirnya kami memutuskan buat putar balik.
Kami mulai pendakian dari gapura ke pos 1, tapi disini kita malah pake jalur lurus yang lumayan gede, ngelewatin beberapa ladang petani. Seharusnya kita mengambil jalur ke kanan dari gapura tadi dan melewati jalur setapak kecil. Awalnya kami nggak merasa udah salah jalan sampai akhirnya kami melihat pendaki lain melewati jalur yang ada di punggunan gunung yang berbeda. Waduuh baru sadar salah jalan. Akhirnya kami memutuskan buat putar balik.
Patokan dari pos bambangan ke pos 1 yaitu melewati lapangan sepak bola
yang lumayan gede. Nyari-nyari jalan akhirnya ketemu juga, istirahat sejenak
sambil mentertawakan kekonyolan ngambil jalan tadi. Nggak lama lewat 2 pendaki
yang berasal dari Kopeng lupa lagi namanya tapi itu serunya ketemu org nggak
dikenal tapi punya satu tujuan..
Jalur menuju pos 1 relatif landai di awal – awal hingga ke lapangan
sepak bola. Dari situ siap- siap buat mengencangkan sabuk dengkul eh sabuk
ransel maksudnya haha.
Akhirnya sampai di pos 1
Pos 1 – Pos 2
Kondisi jalur dari pos 1 ke Pos 2 bisa disebut “pemanasan mesin yang sudah panas” haha. Ya ini hadiahnya tanjakan yang lumayan panjang dengan jalur yang tertutup dengan pohon. Mulai ngesot-ngesot dengan extra.
Kondisi jalur dari pos 1 ke Pos 2 bisa disebut “pemanasan mesin yang sudah panas” haha. Ya ini hadiahnya tanjakan yang lumayan panjang dengan jalur yang tertutup dengan pohon. Mulai ngesot-ngesot dengan extra.
Pos 2 – Pos 3
Kondisi jalur dari pos 2 ke pos 3 cukup bervariasi, sedikit bonus tanah
datar yang dilewati. Tapi tetep banyakan ngesot lagi.
Pos 4 – Pos 5
Jarak dari pos 4 ke pos 5 sekitar 30 menit. Jalur menuju pos 5 tidak
separah track dari pos sebelumnya. Saat itu banyak pohon yang tumbang sehingga
menghalangi jalur.
Camp
Akhirnya sekitar jam 6 sore kami sampai di pos 5 gunung slamet, di pos 5
ini ada bangunan yang cukup luas bisa dijadikan lahan buat lapak tenda. Sebelum
sampai di pos 5 kami membagi menjadi 2 tim, tim pertama membawa logistik dan
tenda sedangkan tim kedua cukup membawa badan saja. Pas nyampe tendanya sudah digelar,
tinggal di execute saja haha.
Di pos 5 terdapat mata air yang banyak, jadi nggak usah resah ataupun
galau. Acara selanjutnya adalah masak-masak sama sesi ngelinting bako, emang
udah pada niat yang jadi smoker bawa kaya ginian.
Hari 2 (30-3-2013) Sunrise – Camp
Pukul 5 pagi kami terbangun dan
bersiap-siap untuk Summit Attack, Sebentar kami menyeduh Energen sebagai bekal
tenaga kami di jalan. Menyiapkan perlengkapan untuk summit dan diakhiri dengan
doa keselamatan.
Suasana di luar tenda sudah ramai, para sunrise hunter sudah berbaris
dengan lampu headlamp yang menjadi penanda keberadaan mereka di dini hari yang gelap. Kami berjalan memasuki
barisan para pencari puncak, entah urutan ke- seberapa kami berbaris.
Kaki terus melangkah dan terasa membosankan berjalan di belakang pendaki lain, sampai kami
menyusul beberapa dari mereka. Sejenak saya berpapasan dengan pendaki yang
mendaki puncak pohon untuk mendapatkan spot foto terbaik. Apakah ini spot
terbaiknya? Tentu belum bagi kami, tujuan kami adalah puncak. Yakinkan diri
dengan hal itu.
Pos 6 dengan sangat cepat sudah terlewati, hanya lahan untuk satu yang
tersedia disitu. Dini hari itu kami berbeda dengan hari lainnya, sangat
bersemangat untuk mencapai puncak.
Setelah dihadapkan dengan tanjakan-tanjakan yang melelahkan akhirnya sampai
di pos 7 yang ditandai dengan bangunan beratapkan seng lagi. Disinilah warna
merah mulai terlihat di ufuk timur, I love this moment. Saat – saat ketika sinar
matahari mulai menembus atmosfer dan
gumpalan awan putih, membias membiarkan warna kemerah-merahannya menyatu dengan awan… it’s difficult to describe this moment cause it’s awesome.
gumpalan awan putih, membias membiarkan warna kemerah-merahannya menyatu dengan awan… it’s difficult to describe this moment cause it’s awesome.
Sunrise di pos 7
kahya dan sunrise |
Terdiam sejenak menyaksikan moment ini,,,,,, dan ketika melihat jam
tangan sudah menunjukan pukul 6 pagi. Keep move!!
Tak lama kami mulai melewati batas vegetasi. Di depan kami terlihat gundukan
batu-batu yang gersang dan pasir-pasir vulkanik, ya itulah puncak slamet. Atap jawa
tengah dan dengan cara itu dia menyapaku dengan diam tanpa memberikan ucapan
selamat datang.
Setelah melewati batas vegetasi,pijakan kami bukan lagi tanah kering
yang solid melainkan pasir dan batu vulkanik. Yah bagi saya inilah alasan saya
datang kesini “Menguji mental, Jika gagal disini jarak Mahameru semakin jauh
bagiku”
Alhamdulillah akhirnya sekitar jam 9 pagi akhirnya kami mencapai puncak
slamet dengan tiga orang pertama dari kelompok kami yang hadir di puncak, Saya,
Kahya dan Tian. Di batas vegetasi Raja memang
sudah terlihat ingin menyerah saja, ya saya ingat tanda yang ia berikan.
Sejenak saya berpikir dia tidak akan mencapai puncak, tapi hal yang tak di duga terjadi. 30 menit
setelah kami sampai di puncak akhirnya dia datang juga. Sungguh suatu tekad dan
kemauan yang kuat, Proud of you Ja !!
Akhirnya kami berempat dapat merasakan ketinggian ini, terima kasih !!
Memorable at summit slamet
puncak |
the Purpose |
Pagi itu kami hanya duduk sebentar di puncak dengan perut yang sudah
membunyikan alarmnya. Ternyata bahan makanan yang rencananya akan diproses lanjut
di puncak malah tertinggal di camp. Dengan terpaksa kami turun dengan cepat,
entah formasi apa yang terjadi. Yang jelas kami terpisah-pisah dengan jarak
yang lumayan jauh.
Sampai di camp waktunya sang chef menunjukan skillnya haha.
Cooking time |
Hari 3 (31-3-2013) Bambangan – see ya!!
Pagi 31 Maret 2013 adalah waktu
bagi saya untuk menikmati sunrise kedua gunung slamet ini dari pos 5. terlihat gunung sindoro dan sumbing yang saling
berhadapan. Untungnya cuaca hari itu cukup cerah di pagi hari sehingga vidionya
lumayan bagus :)
Pukul 8 pagi kami memutuskan untuk packing dan kembali ke Base Camp tapi
sayang cuaca mulai berkabut. Memang dari informasi yang didapat dari internet
bahwa cuaca di gunung slamet ini sangat sulit untuk di terka. Jadi harus
persiapan extra sebelumnya. Ketika turun
kami berpapasan dengan kakek dan nenek dan mungkn cucunya yang sengaja nanjak sampai ke pos 5 untuk
mencari kayu bakar.
Belajar sesuatu dari mereka, tak terbayang bagaimana orang tua saya
mencari rezeki untuk memberikan pendidikan untuk saya. Apakah sampai kerja
lembur, kerja sampingan atau mungkin sampai mencari rezeki seperti ini? tak
terbayang usaha mereka. Hanya berusaha untuk buat mebuat mereka bangga, just it!!
Sekitar pukul 12 siang kami
sampai di pos Bambangan, tak lama rombongan pendaki lain datang dan menawarkan
untuk charter mobil sama-sama. Memang jika dihitung-hitung biaya perjalanan
charter mobil lebih murah dibanding dengan ngeteng. Kami charter mobil dan yang
beruntung duduk di depan dengan mba dari UGM adalah si Kahya … hmm
Photo bareng :D |
Sampai di terminal Purwokwerto sekitar pukul 3 sore. Sebentar membersihkan
diri dan melanjutkan perjalanan menuju kota tercinta Bandung
Terima Kasih:
-Allah S.W.T
-My mom
-Teman seperjuangan Slamet
-Pendaki Slamet 29 maret 2013
Catatan perjalanan
Perjalanan
|
Waktu
|
Bandung - Terminal
Purwokerto
|
20:00 (28-03-2013) – 05:00 (29-03-2013)
|
Terminal Purwokerto - Pertigaan Seruni
|
06:00 – 07:00 (29-03-2013)
|
Pertigaan seruni – Pos Bambangan
|
07:00 – 08:00
|
Pos Bambangan – Pos 1 (out of track dulu)
|
09:00 – 11:30
|
Pos 1 – Pos 2
|
12:30 – 14:00
|
Pos 2 – Pos 3
|
----------
|
Pos 3 – Pos 4
|
-----------
|
Pos 4 – Pos 5
|
17:30 – 18:00
|
Camp
|
|
Pos 5 – Pos 6
|
05:00 – 05:30 (30-03-2013)
|
Pos 5 – Pos 7
|
05:30 – 06:30
|
Pos 7 -
Pos 8
|
06:30 – 07:15
|
Pos 8 – Puncak
|
07:15 – 09:00
|
Puncak – Pos 5
|
09:30 – 11:30
|
Camp
|
|
Pos 5 – Pos Bambangan
|
08:00 – 12:00 (31-03-2013)
|
Informasi
-Camp bisa di pos 5 karena dekat dengan mata air
-Camp di Pos 7 bisa dijadikan rencana karena dekat dengan puncak dengan
view yang lumayan
-Bangunan yang dijadikan pos ada di pos 5 dan 7
-Cuaca sulit untuk diprediksi
-Berhati-hati saat perjalanan dari batas vegetasi ke puncak karena rawan
dengan batu yang jatuh
mantap gan , tapi itu ada kesalahan , bukan terminal wonosobo tapi Purwokerto hahaha
BalasHapuskeep posting paman
thanks kaka buat koreksinya :) ngomong-ngomong udah di lacak si tetehnya?
BalasHapus