Part 2/5 (Preparation and
departure)
Bandung
menjadi kota keberangkatan bagi kami ber empat dan sebeum berangkat cek dulu
peralatan!! Biar nggak ribet nantinya.
Stasiun Bandung (16-08-13)
Kami
memesan tiket kereta Lodaya Bandung –
Yogyakarta. Sengaja kami memesan tiket ke yogya supaya bisa ngirit dikit. dari
sekian keberuntungan yg terbuang akhirnya kita dapat tiket keretanya, Rp 60.000
,, lumayan ngirit lah
Stasiun Jogja (17-08-13)
Setelah
lumayan lama berkereta akhirnya nyampe juga di stasiun Yogyakarta, sudah lama
saya tidak menyapa kota ini. Sesampainya di station hal pertama yang kami cari
adalah Area bebas Merokok, haha memang sangat aneh. Maklum selama di kereta
dilarang merokok jadinya pada tepar pengen rokok haha. Hal yang paling penting
setelah dating di stasiun adalah PESANLAH TIKET DENGAN SEGERA!!
Lumayan
ngantre panjang buat dapet tiket YOgya – Malang dan Finally dapet juga tiket Malioboro Ekspress harganya Rp 160.000 (udah
mulai teriak nih dompet) dapat keberangkatan jam 7 . Hal yang sama juga akan
terjadi di sini “No Smoke in The Train”. Meradang lagi tuh anak-anak haha.
Sekali
lagi kami harus duduk dikereta, dan hal yang terjadi adalah “main Kartu –
Ngemil – dan Tertidur” siklus yang tak berubah.
Ngebolang di Jogja
ngopi joss |
bulb malioboro |
stasiun jogja |
Stasiun Malang Kota Lama (18-08-13)
Setelah kakaretaan selama 12 jam
akhirnya datang juga di malang. Karena saya baru pertama kali pergi ke malang
saya ngasih julukan “miniaturnya kota Bandung” ngasih julukan sendiri… habisnya
pertama liat kota ini keadaan jembatan yang mirip dengan keadaan jembatan
pasopati.
Dari
stasiun kami melanjutkan perjalanan ini dengan mencharter angkot seharga Rp.
90.000 sampai di base camp pendakian Pak Ross (Pasar Tumpang) . Ada percakapan
kecil di stasiun itu.
Sopir : “sssttt jangan bilang siapa-siapa kalo saya
ngasih harga segitu”
Kita : “oke siap pa”
Sopir : “ya kalo sama org lain kena 100 ribu
serombongan”
Kita : Oh gitu ya pak, (Lain kali mungkin bisa
lebih murah ya dan sekian kalinya dompet berteriak)
Nama Pak Ross ini memang sudah
familiar di telinga pendaki semeru karena di rumah beliau juga menjadi tempat persinggahan pendaki, nggak pagi ataupun malam
beliau dengan senang hati membuka pintu rumahnya. Di rumah pak Ross kami bertemu dengan
rombongan bernama “Jarank Pulang”. Awalnya kami kira mereka rombongan dari
“Jejak Petualang” karena memang gambar di kaosnya seperti itu.
tumpukan carier di rumah pak ross |
Setelah Rehat sebentar kami
melanjutkan perjalanan dengan Truk, memang truk ini menjadi transportasi yang
diminati ketimbang dari Jeep dan alasan lain karena memang murah. Setiap orang
yang naik truk ini dikenakan biaya Rp 35.000. Jalan menuju pos Ranu Pani memang
sangat berbahaya bayangkan saja selain jalannya sangat menanjak salah satu sisi
dari jalan itu juga jurang cukup dalam dan yang menjadi special skill dari
sopir truk ini adalah ketika harus berpapasan dengan mobil lain dari arah
berlawanan dan tepat di tikungan menanjak.. wiih kerasa feelnya Roller Coaster
Malang haha
Finally We Are Here TNBTS (Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru)
Puncak Mahameru sudah terlihat
0 komentar:
Posting Komentar