Part 3/5 (semeru Via Aye-Aye)
Ranu Pani (18-08-13)
Pendakian
Semeru dimulai dari desa Ranu Pani. Bagi para pendaki harus mendaftar dulu
disini. Persyaratan yang harus dilengkapi adalah
1. Surat
tanda sehat
2. Materai
3. Mengisi
Form yang ada di Pos
Dan membayar
biaya pendakian Rp 10.000 / orang dan membayar lahan tenda Rp. 20.000.
Ada
hal yang paling menarik di desa Ranu Pani ini, sebelum memulai pendakian kami
mengisi perut di warung. Tidak sengaja saya melihat wajah yang saya kenal tapi
pada saat itu hanya biasa saja, alangkah terkejutnya setelah berada di bandung
dan melihat websitenya ternyata dia juga hiking ke semeru. waw nggak nyangka
ketemu sama penulis blog yang udah saya bookmark dari dulu walaupun cuman berpapasan
saja tapi unforgettable lah..
Jalur
Pendakian semeru ini ada 2 jalur yaitu jalur Normal dan jalur Aye-Aye. Mendengar
ada 5000 orang pendaki yang sudah ada di Ranu Kumbolo dan menuju Ranu Pani akan
menjadi jalur yang sesak jika kami memakai jalur Normal, akhirnya kami
memutuskan untuk memakai jalur Aye-Aye. Kalo kata pak Ross memang jalur Aye-Aye
lebih cepat menuju Ranu Kumbolo tapi ada konsekuensinya …. Jalurnya terus
Nanjak bro.
|
Jalur Aye-Aye |
Dan
setelah lama berjalan nggak akan kecewalah dengan jalur ini. “dibayar lunas”
kalo motto teman saya. Why??
Setelah
diakhir tanjakan jalur aye-aye ini akan terlihat tujuan kita “Mahameru” dengan
jelas. Di tengah sinar matahari sore dan jang paling menakjubkan adalah padang
savanahnya .. Subhanallah lebih luas dari tegal panjang, tegal alun dan surya
kencana… it’s amazing.
|
savana |
|
semeru |
Setelah
melewati padang safanah ini kami sampai di Ranu Kumbolo. Saat kami datang waktu
sudah menunjukan waktu 19.00. lekas kami mendirikan tenda secepat doraemon
mengeluarkan Pintu kemana sajanya haha.. (efek dinginnya udah nggak nahan)
(Sunrise Ranu Kumbolo 19-08-13)
Alarm
Handpone terus berbunyi ,, nggak tau Handphone milik siapa yang bunyi saya
terus melanjutkan tidur Zzz. Hingga akhirnya terdengar suara “sunrise” dari
luar.. ops lekas ke luar tenda dan Ranu Kumbolo yang saya lihat kemarin sangat
berbeda di padi hari. Amazing again!!
Kau diam tanpa kata
Kau diam dalam gelap
Hingga kau terbangun tanpa suara di
pagi hari
Dengan tanpa suarapun kau begitu
mempesona.
Sunrise
yang menakjubkan.. really
Matahari
udah naik dan membuat kami berempat seperti berada di sauna,, malamnya dingin dan siangny sangat terik
sekali. Demi menjaga kesehatan kulit disarankan untuk selalu memakai sunblock..
everytime. Diantara banyaknya pendaki yang memakai jaket gunungnya, yang camp di Ranu Kumbolo ternyata ketemu dengan
mahasiswa polman juga,, hadeeh dunia emang sempit buat poman. Ya malah ketemu
Diwan anak Mekanik.
Setelah
packing kami melanjutkan perjalanan. Yah selanjutnya yaitu Tanjakan Cinta dan
Oro-Oro Rombo. Tanjakan Cinta.. gak boleh noleh ke belakang, tapi kali ini eh
malah si ketuplaknya yang noleh ke belakang hadeeh atau mungkin dia liat yang
agak bening ?? hehe. Setelah nanjakin
tanjakan ini next Oro-Oro Rombo, tapi gak bisa liat lavendernya lagi ungu.
Jalur berikutnya yaitu Cemoro
Kandang. Kalo mau nyampe di kalimati harus ngelewatin Cemoro Kandang. Disini tracknya
cukup panjang dan landai tapi emang buat ngos-ngosan broo. Vegetasinya memang ditumbuhi pohon cemara di kanan kiri
jalur dan jalannya memang berdebu. Harus siapin masker dari sini.
Udah jalan lama sekitar 3 jam”
an akhirnya kami sampai di kalimati. Sesuai rencana kami akan camp disini dan
muncak pada malamharinya. Udara sudah dingin hingga memaksa kami mendirikan
tenda secepat doraemon mengeluarkan pintu kemana sajanya.
Percikan Api Unggun dari pendaki
lain menarik perhatian kami, sampai akhirnya kami bertukar cerita dengan
mereka. Ya dapat temen baru di sini.,, kelompok mereka ada 4 orang yang berasal
dari malang, Probolonggo dan Ambon. Hah Ambon?? Jauh – jauh dari Ambon ke
malang buat naik semeru mas? Dia jawab: di Ambon nggak ada gunung yang harus
didaki.. salut sama dia apalagi dia sendiri dari Ambon buat “Mahameru”
Malam
19 agustus 2013
Kami
ber 8 duduk diatas matras
Melingkari
api unggun yang menyala
Saling
bercerita dan saling mendengar.
Di
malam itu Indonesia ada
Tidak
hanya saya yang dari satu daerah
Tapi
dari timur pun ada disana
Saling
bercerita dan saling mendengar
|
semeru di senja hari |