Rabu, 23 Oktober 2013

Catper Pendakian Slamet Via Bambangan 29-03-2013



“Ini bukan masalah pembuktian, ini hanya masalah aku dan aku” Rizki Raja Sulaeman – Puncak Slamet 29-03-2013”


Pagi 30 Maret 2013 kaki ini dapat meninggalkan jejak di ketinggian 3428. Mdpl. Menjadi penonton dari layar birumu lagi dengan awan sebagai tirainya. Tiketnya masuknya hanya sebuah tekad yang kuat, tekad yang mengalahkan diri sendiri tapi tidak anti sosial. Kemauan menggapai puncak tapi bukan sebuah  egoisme. Pendirian yang kuat dalam memutuskan tapi bukan keras kepala. Memang setiap tujuan ada perjalanannya, ada prosesnya. Kali ini Proses itu begitu jelas, berawal dari sebuah konsep yang dituliskan menjadi sebuah perencanaan yang akhirnya dapat diwujudkan.
Pagi 30 Maret 2013 dengan 4 orang yang katanya adalah orang paling kuat haha.

GPS di puncak Slamet


Background and Personil

Why??
Awal pendakian ini diawali dengan percakapan 2 pemuda yang ingin menikmati hari yang bernama “liburan”, terucap “slamet” tanpa reaksi penolakan 2 pemuda ini mengiyakan hal tersebut. Puncak Slamet menjadi konsep yang perlu direalisasikan.
Kebetulan tanggal 28 Maret 2013 merupakan hari jadi dari Polman Bandung, sampai akhirnya terpikirkan.  “kenapa nggak ngibarin bendera polman di sana” good idea juga.. 
So Proudly present the member of the event
dari kiri: Raja, Deni (me), Tian dan Kahya
Job description:
Deni (me) = Medis, Pemegang saham pendakian
Kahya = Penasehat
Andraes Tian = Logistik
Jakong = Chef
Kami berempat mahasiswa dari Bandung dan sudah seharusnya menyesuaikan kondisi dengan keuangan yang ada, Ekonomis dan Perjalanan yang berkesan menjadi sebuah keharusan haha. 

Hari 0 (28-03-2013) Keberangkatan
Karena kesibukan kuliah masing-masing persiapan alat pendakian ini cukup terhambat apalagi sebelum harus ngerjain tugas yang harus dikumpul hari seninnya. Emang disitu serunya, dituntut buat ngerjain seefektif mungkin. Ini dia penampakan saya yang ngerjain tugas di H-1 jam keberangkatan.. Kebuuuut!!

tugas oh tugas

Meetpoint dari pendakian ini di terminal cicaheum. Emang kalo nunggu itu perkerjaan yang cukup ngebosenin, sampai akhirnya ketemu juga dengan mereka. Kayanya sudah menjadi penampakan yang tak bisa tergantikan kalo liat si Raja. Badan gede dengan tas carriernya, nggak akan bisa diumpetin lah haha.
Sebelum naik bis ternyata oh ternyata malah ketemu sama rombongan anak kelas DEB yang rencananya mau ke Tasik, kaya yang lagi kebingungan pilih-pilih bisnya.?? 

Nggak lama dari situ kami naik bis jurusan Bandung – Wonosobo dan beud bisnya non AC lagi. Kondisi bis ini sudah penuh, tempat duduk udah keisi semua tapi yang namanya kejar setoran si kenek malah bilang “ayo kosong-kosong” haah?? Samapi akhirnya ada ibu-ibu yang ngegendong anaknya naik bis dengan kondisi berdiri. Sungguh keterlaluan si kenek tuh. Akhirnya dari 4 duduk kita, didonorkan satu untuk si ibu itu. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan kondisi seorang berdiri secara bergantian. Dijadwal tuuh, sejam sekali kita gantian posisi berdiri. Kerasa banget feel Backpackernya.

Hari 1 (29-3-2013) Jejak kaki pertama di Purwokerto - Climb 

Setelah menikmati perjalanan sekitar jam 5 pagi akhirnya sampai di terminal Purwekerto. Kesan pertama menjejakan kaki di kota purwokerto adalah bersih dan teratur tapi calonya pada ganas-ganas, Kami pergi dulu ke masjidpun masih diikutin…
terminal wonosobo

Sejenak kami beristirahat di masjid ini, ternyata sudah ada pendaki lain yang satu niat yang sama “mendaki Slamet” cukup banyak tapi yang saya inget ketemu dengan Mapala dari UNS dan mahasiswa dari UNPAD. Sebentar kami bercengkrama dengan mereka, hingga akhirnya kami memutuskan untuk charter angkutan sama-sama. 

Dari terminal ini bisa naik angkutan Terminal Purwokerto – Pertigaan seruni Lama perjalanannya sekitar sejaman, normal harga angkutannya Rp. 10000 tapi buat para pelancong siapin aja Rp. 20.000. 

Dari pertigaan seruni kami charter angkot lagi ke Pos pendakian Bambangan. Memang kemampuan mobil yang dicharter ini tidak sebanding dengan kondisi jalannya, di tengah perjalan kita malah ngedorong mobil angkot ini. Belum mulai nanjak tapi sudah ngos-ngosan…

tidak ada sebuah kebetulan, semua terjadi karena ada alasannya

Sebuah kalimat yang mungkin sering didengar tapi dengan kejadian ngedorong mobil itu malah menjadi pengalaman buat saya mengenal topografi desa Bambangan ini, dan dikemudian harinya saya malah mengikuti lomba navigasi dengan lintasan jalan ini juga. Ya semua terjadi karena sebuah alasan :) 
Pukul  8:00 akhirnya kami sampai di Base Camp Bambangan.
Kami berempat beristirahat sejenak di basecamp ini sambil liatin buah tangan yang pengen dibeli, cuman liat loh haha

Climb

Perjalanan jauh dimulai dengan langkah pertama.. yah langkah pertama kami adalah tanjakan nan melelahkan. Tanjakannya tak lama kok hanya sekitar 10 menit dan akhirnya sampai di gapura bambangan.

Gapura

Pos Bambangan – Pos 1
Kami mulai pendakian dari gapura ke pos 1, tapi disini kita malah pake jalur lurus yang lumayan gede, ngelewatin beberapa ladang petani. Seharusnya kita mengambil jalur ke kanan dari gapura tadi dan melewati jalur setapak kecil. Awalnya kami nggak merasa udah salah jalan sampai akhirnya kami melihat pendaki lain melewati jalur yang ada di punggunan gunung yang berbeda. Waduuh baru sadar salah jalan. Akhirnya kami memutuskan buat putar balik.
Patokan dari pos bambangan ke pos 1 yaitu melewati lapangan sepak bola yang lumayan gede. Nyari-nyari jalan akhirnya ketemu juga, istirahat sejenak sambil mentertawakan kekonyolan ngambil jalan tadi. Nggak lama lewat 2 pendaki yang berasal dari Kopeng lupa lagi namanya tapi itu serunya ketemu org nggak dikenal tapi punya satu tujuan..
Jalur menuju pos 1 relatif landai di awal – awal hingga ke lapangan sepak bola. Dari situ siap- siap buat mengencangkan sabuk dengkul eh sabuk ransel maksudnya haha.
Akhirnya sampai di pos 1

Pos 1 – Pos 2 
 Kondisi jalur dari pos 1 ke Pos 2 bisa disebut “pemanasan mesin yang sudah panas” haha. Ya ini hadiahnya tanjakan yang lumayan panjang dengan jalur yang tertutup dengan pohon. Mulai ngesot-ngesot dengan extra.
Pos 2 – Pos 3
Kondisi jalur dari pos 2 ke pos 3 cukup bervariasi, sedikit bonus tanah datar yang dilewati. Tapi tetep banyakan ngesot lagi. 
Pos 4 – Pos 5
Jarak dari pos 4 ke pos 5 sekitar 30 menit. Jalur menuju pos 5 tidak separah track dari pos sebelumnya. Saat itu banyak pohon yang tumbang sehingga menghalangi jalur. 
Camp
Akhirnya sekitar jam 6 sore kami sampai di pos 5 gunung slamet, di pos 5 ini ada bangunan yang cukup luas bisa dijadikan lahan buat lapak tenda. Sebelum sampai di pos 5 kami membagi menjadi 2 tim, tim pertama membawa logistik dan tenda sedangkan tim kedua cukup membawa badan saja. Pas nyampe tendanya sudah digelar, tinggal di execute saja haha.
Di pos 5 terdapat mata air yang banyak, jadi nggak usah resah ataupun galau. Acara selanjutnya adalah masak-masak sama sesi ngelinting bako, emang udah pada niat yang jadi smoker bawa kaya ginian.

Hari 2 (30-3-2013) Sunrise – Camp
Pukul  5 pagi kami terbangun dan bersiap-siap untuk Summit Attack, Sebentar kami menyeduh Energen sebagai bekal tenaga kami di jalan. Menyiapkan perlengkapan untuk summit dan diakhiri dengan doa keselamatan.
Suasana di luar tenda sudah ramai, para sunrise hunter sudah berbaris dengan lampu headlamp yang menjadi penanda keberadaan mereka di  dini hari yang gelap. Kami berjalan memasuki barisan para pencari puncak, entah urutan ke- seberapa kami berbaris.
Kaki terus melangkah dan terasa membosankan berjalan di belakang pendaki lain, sampai kami menyusul beberapa dari mereka. Sejenak saya berpapasan dengan pendaki yang mendaki puncak pohon untuk mendapatkan spot foto terbaik. Apakah ini spot terbaiknya? Tentu belum bagi kami, tujuan kami adalah puncak. Yakinkan diri dengan hal itu.
Pos 6 dengan sangat cepat sudah terlewati, hanya lahan untuk satu yang tersedia disitu. Dini hari itu kami berbeda dengan hari lainnya, sangat bersemangat untuk mencapai puncak.
Setelah dihadapkan dengan tanjakan-tanjakan yang melelahkan akhirnya sampai di pos 7 yang ditandai dengan bangunan beratapkan seng lagi. Disinilah warna merah mulai terlihat di ufuk timur, I love this moment. Saat – saat ketika sinar matahari mulai menembus atmosfer dan

gumpalan awan putih, membias membiarkan warna kemerah-merahannya menyatu dengan awan… it’s difficult to describe this moment cause it’s awesome.
Sunrise di pos 7
kahya dan sunrise
Terdiam sejenak menyaksikan moment ini,,,,,, dan ketika melihat jam tangan sudah menunjukan pukul 6 pagi. Keep move!!
Tak lama kami mulai melewati batas vegetasi. Di depan kami terlihat gundukan batu-batu yang gersang dan pasir-pasir vulkanik, ya itulah puncak slamet. Atap jawa tengah dan dengan cara itu dia menyapaku dengan diam tanpa memberikan ucapan selamat datang. 

background puncak slamet

Setelah melewati batas vegetasi,pijakan kami bukan lagi tanah kering yang solid melainkan pasir dan batu vulkanik. Yah bagi saya inilah alasan saya datang kesini “Menguji mental, Jika gagal disini jarak Mahameru semakin jauh bagiku”
Istirahat sejenak di ketinggian ini sambil menonton layar lebar haha


Alhamdulillah akhirnya sekitar jam 9 pagi akhirnya kami mencapai puncak slamet dengan tiga orang pertama dari kelompok kami yang hadir di puncak, Saya, Kahya dan Tian. Di batas vegetasi Raja  memang sudah terlihat ingin menyerah saja, ya saya ingat tanda yang ia berikan. Sejenak saya berpikir dia tidak akan mencapai puncak,  tapi hal yang tak di duga terjadi. 30 menit setelah kami sampai di puncak akhirnya dia datang juga. Sungguh suatu tekad dan kemauan yang kuat, Proud of you Ja !!
Akhirnya kami berempat dapat merasakan ketinggian ini, terima kasih !! 
Memorable at summit slamet 
puncak
the Purpose

Jakong





Pagi itu kami hanya duduk sebentar di puncak dengan perut yang sudah membunyikan alarmnya. Ternyata bahan makanan yang rencananya akan diproses lanjut di puncak malah tertinggal di camp. Dengan terpaksa kami turun dengan cepat, entah formasi apa yang terjadi. Yang jelas kami terpisah-pisah dengan jarak yang lumayan jauh.
Sampai di camp waktunya sang chef menunjukan skillnya haha. 
Cooking time



Hari 3 (31-3-2013) Bambangan – see ya!! 

Pagi 31 Maret 2013 adalah  waktu bagi saya untuk menikmati sunrise kedua gunung slamet ini dari pos 5.  terlihat gunung sindoro dan sumbing yang saling berhadapan. Untungnya cuaca hari itu cukup cerah di pagi hari sehingga vidionya lumayan bagus :) 

sunrise, sumbing dan sindoro

Pukul 8 pagi kami memutuskan untuk packing dan kembali ke Base Camp tapi sayang cuaca mulai berkabut. Memang dari informasi yang didapat dari internet bahwa cuaca di gunung slamet ini sangat sulit untuk di terka. Jadi harus persiapan extra sebelumnya.  Ketika turun kami berpapasan dengan kakek dan nenek dan mungkn cucunya  yang sengaja nanjak sampai ke pos 5 untuk mencari kayu bakar. 

Belajar sesuatu dari mereka, tak terbayang bagaimana orang tua saya mencari rezeki untuk memberikan pendidikan untuk saya. Apakah sampai kerja lembur, kerja sampingan atau mungkin sampai mencari rezeki seperti ini? tak terbayang usaha mereka. Hanya berusaha untuk  buat mebuat mereka bangga, just it!!

Sekitar pukul  12 siang kami sampai di pos Bambangan, tak lama rombongan pendaki lain datang dan menawarkan untuk charter mobil sama-sama. Memang jika dihitung-hitung biaya perjalanan charter mobil lebih murah dibanding dengan ngeteng. Kami charter mobil dan yang beruntung duduk di depan dengan mba dari UGM adalah si Kahya … hmm
Photo bareng :D

Sampai di terminal Purwokwerto sekitar pukul 3 sore. Sebentar membersihkan diri dan melanjutkan perjalanan menuju kota tercinta Bandung


Terima Kasih:
-Allah S.W.T
-My mom
-Teman seperjuangan Slamet
-Pendaki Slamet 29 maret 2013

Catatan perjalanan
Perjalanan
Waktu
Bandung  - Terminal Purwokerto
20:00 (28-03-2013) – 05:00 (29-03-2013)
Terminal Purwokerto - Pertigaan Seruni
06:00 – 07:00 (29-03-2013)
Pertigaan seruni – Pos Bambangan
07:00 – 08:00  
Pos Bambangan – Pos 1 (out of track dulu)
09:00 – 11:30  
Pos 1 – Pos 2
12:30 – 14:00
Pos 2 – Pos 3
----------
Pos 3 – Pos 4
-----------
Pos 4 – Pos 5
17:30 – 18:00
Camp

Pos 5 – Pos 6
05:00 – 05:30 (30-03-2013)
Pos 5 – Pos 7
05:30 – 06:30
Pos 7  - Pos 8
06:30 – 07:15
Pos 8 – Puncak
07:15 – 09:00
Puncak – Pos 5
09:30 – 11:30
Camp

Pos 5 – Pos Bambangan
08:00 – 12:00 (31-03-2013)

Informasi
-Camp bisa di pos 5 karena dekat dengan mata air
-Camp di Pos 7 bisa dijadikan rencana karena dekat dengan puncak dengan view yang lumayan
-Bangunan yang dijadikan pos ada di pos 5 dan 7
-Cuaca sulit untuk diprediksi
-Berhati-hati saat perjalanan dari batas vegetasi ke puncak karena rawan dengan batu yang jatuh




Minggu, 06 Oktober 2013

CatPer Pendakian bersama Papandayan 28-29/09/13 Part 2/2 (tegal alun, puncak bayangan, hutan mati dan camp david)





sunrise


Sunrise mu masih menjadi misteri bagiku.
Puncak mu masih menjadi misteri juga bagiku.
Hanya menjadi penonton lagi di taman edelweismu.
Aku bingung …

Pagi itu aku hanya ada di tamanmu.
Merekam embun yang menguap dari bunga abadimu.
Tak lebih dari itu,,
Untuk melihat lebih dari itu, mungkin kau belum mengizinkanku.


Pagi itu seperti biasa para sunrise hunter mulai berdatangan ke tegal alun dan bertanya pertanyaan yang sama. “mas puncaknya dimana?” bagi saya puncak papandayan masih menjadi misteri. Entah jalan mana menuju puncaknya. Akhirnya saya putuskan untuk mengexplore tegal alun ini. sampai akhirnya saya menemukan jalan itu plus sumber mata air.


sisi lain tegal alun

Ada sumur juga
 Balik ke camp ternyata ada pemilihan tim masak dan tim yang mengambil air. Kalo ada pemecahan rekor main boy-boyan tertinggi pasti jadi juara deh. Eh awas bolanya!!


dan akhirnya dia juga yang kalah, siapin botol buat ambil air.

mata air
Jalur ke puncak sudah ketemu, kami memutuskan untuk mencoba mencapai puncak. Dengan waktu 1 jam kami harap bisa mencapai puncak. Jalur menuju puncak memang tidak terlalu jelas arahnya. Harus mengikuti jalan setapak yang tertutup rumput yang cukup tinggi. Tapi setelah menemukan papan bertuliskan “puncak” tinggal mengikuti jalurnya yang memang diberi tanda dengan pita warna biru.




Perjalanan hampir 30 menit menuju puncak bayangan gunung papandayan. Menurut informasi dari pendaki yang berpapasan dengan kami bahwa puncak papandayan itu memang tertutup oleh pepohonan jadi view nya kurang luas. Tapi di puncak bayangan ini menjadi spot yang paling ideal untuk memotret sunset karena percis menghadap ke barat. Di puncak bayangan ini juga terdapat lahan untuk 1 tenda kapasitas 3 orang. Tapi memang dari puncak bayangan ini tegal alun terlihat jelas dan pondok seladah samar-samar terlihat juga, amazing.


 

tegal alun
Photo bareng



yang moto boleh diphoto juga kan hehe



Hanya sampai puncak bayangan saja, ya sepertinya memang hanya sampai itu. Puncak Papandayan masih menjadi misteri buat saya. Akhirnya tim memutuskan untuk kembali lagi ke camp dan prepare untuk kembali ke camp david.
Pas kembali ke camp terasa seperti makanan siap saji haha ya masakan sudah matang thanks buat danpurnya . Setelah tenaganya diisi waktunya buat ngucapin sayonara buat tegal alun. Sebelum ninggalin tempat ini ada sesi photo studio dulu dengan background taman edelweiss. Ayo-ayo satu orang 3 photo, pada narsis semua anak teknik haha.


full team lagi




Untuk mempersingkat waktu jalur turun melewati hutan mati tidak mampir dulu ke pondok seladah. Wah gak ketemu rombongan Chinese nih… tapi tergantikan sama panorama hutan matinya papandayan deh. Mantap!!





Turun ataupun naik menggunakan  jalur ini memang cukup berbahaya soalnya traknya sangat terjal. So harus extra berhati-hati deh.

be carefull!!
aku dan papandayan
Setelah kurang lebih 2 jam kami turun dari tegal alun akhirnya mencapai camp david lagi. Langsung nyari spot luas buat tidur sejenak haha.
Transportasi dari camp david menuju pertigaan cisurupan bisa menggunakan angkutan mobil colback ataupun menggunakan ojeg. Seperti biasa silat lidah harus dilakukan buat charter mobilnya. Sekitar pukul 13.00 kami meninggalkan camp david dan melanjutkan perjalanan ke kota masing-masing.
Petualangan baru di tempat yang sama
Terimakasih buat pengalamannya
Sampai jumpa lagi
Papandayan 28-29 september 2013

Jalur pendakian






Waktu pendakian :
tempat
Waktu
Camp david – Pintu angin
13.30 – 15.00 (28-09-13)
Pintu angin – Pondok seladah
15.00 – 15.30 (28-09-13)
Break di pondok seladah
30 menit   
Pondok seladah – Tegal alun
16.00 – 17.30 (28-09-13)
Camp
18.00 - zzzz
Tegal alun – Puncak bayangan
09.30 – 10.00
Puncak bayangan – tegal alun
10.00 – 10.30
Break di tegal alun
10.30 – 11.30
Tegal alun – Hutan mati
11.30 – 12.00
Hutan mati – Camp david
12.00 – 13.00

Informasi :
Pendakian normalnya hingga pukul 17.00 WIB.
Mata air dan jalur puncak ada di tegal alun dan saling berdampingan, harus cukup sabar dalam mencarinya.
Puncak bayangan bisa menjadi spot yang paling baik untuk hunting sunset papandayan.