Prolog
Rencana pendakian ini memang
tergolong sangat cepat, padahal isu pendakiannya sudah terbawa angin sejak
kepulangan saya dari tanah malang. Pendakian puncak cikuray karyawan patria
featuring saya (deni) sepertinya istilah yang tepat untuk pendakian ini.
Ada banyak alasan seseorang
sampai mendaki gunung hingga ke puncak, berbagai alasan dari penelitian, pendidikan,
mengasah fisik dan keterampilan, etc lah. Menurut saya alasan yang paling
sederhana adalah hobi semata atau alasan lain adalah jawaban dari pertanyaan
ini:
Why you are climbing a mountain
till the summit, for what? And for who?...
Jawabnya bisa macam-macam ….
Blablabla…. Sajalah. Yang pasti
alasan tersebut haruslah memotivasi diri seseorang tersebut hingga ke puncak,
focus selama pendakian dan memotivasinya hingga turun dengan selamat. Amiin
Cikuray lagi!!!
Cikuray dengan status sebagai
puncak tertinggi ke 4 di jawa barat memang sudah menjadi tujuan pendakian yang
sangat umum untuk para pendaki dari daerah jabodetabek. Nggak salah kebanyakan
pendaki kemarin berasal dari daerah Jakarta, Bekasi, Bogor dan Bandung. Naah
tuan rumahnya mana?? haha.
Terhitung sudah 2 kali saya muncak cikuray dan
dengan pendakian ini dibulatkan menjadi angka ganjil 3!!. 2 kali pendakian
dengan catatan record yang cukup buruk, catatan buruk supaya menjadi
pembelajaran apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dipersiapkan. Sekarang
kenapa cikuray lagii?? Jawabnya simple kepingin pake toga disana dan juga buat
bacain naskah proklamasi diri,,
Full Team, here we are !!
dari kiri: kang riki, mas Sofyan, Via, Deni, kang Gilang |
To the
story !!
Jum’at 6-09-13 (Meet Point)
Ini dia
ceritanya berawal, kami bertemu di terminal Guntur garut. Nungguin bis jurusan
Garut – Lb Bulus sambil makan kacang dan udah bosen nanggepin calo angkot yang
nawarin “mas naik ke Papandayan? Atau Cikuray? Tuh udah ada angkutannya” Saya
jawab nunggu temen!!, again and again. Sampai akhirnya bi situ datang juga, 4
penjelajah dari negeri bernama Bekasi.
Sapa menyapa
dilanjutkan dengan makan soto diterminal. Kebetulan saya juga baru pertama
makan disini. Kesan pertama dagingnya banyak pisan!! Penuh tuh mangkok. Hingga
akhirnya billnya keluar taraa!!! Sotonya Rp 20.000 seporsi Waaaw. Kalo ada record soto palingmahal
di Garut warung ini kayanya bakalan jadi
juara 1 deh.
Selepas makan
kami memutuskan untuk menginap di masjid di dekat terminal. dan sepertinya
masjid ini memang suda menjadi transit favorit bagi pendaki. Ga salah mungkin
udah ada 100 orang pendaki yang ada di masjid ini dan kebanyakan tujuan mereka
adalah Papandayan. mm ganti destinasi aja ke papandayan gitu haha celotehan si
kang Gilang.
Sabtu 7-09-13 (Calo, Ojeg, Pendakian dan
Sunset)
Setelah Shalat
Shubuh kami berkemas bersiap menuju Pos pendakian pemancar dan eitss ini yang
paling seru “silat lidah dengan calo” udah bosen kalo masalah ginian bayangkan
1 calo melawan 10 orang yang mau charter mobil jadi menang mana?? Ya yang 10
orang lah, tapi si calo pasti punya trick cadangan. Ya mungkin hari itu kami
kurang beruntung soalnya pas udah turun dia malah minta lagi buat ongkos
barang. Waduuh!! mencoreng wilayah garut inimah, mungkin kalo bupatinya sudah
terpilih bisa lebih di akomodasi hal-hal yang kaya gitu.
Dari terminal
kami naik mobil cateran hingga patrol dan dari patrol biasanya naik ojeg lagi
hingga sampai di Pos pemancar. Untungnya udah kenal sama tukang ojeg yang ada
di perkebunan Dayeuh manggung, kalo disilsilahkan berarti tukang ojeg itu temen
dari temennya dari temen temennya saya haha lieur. Yang jelas tukang ojegnya
pada baik-baik. Tapi hargaya gak bisa turun!! Mungkin udah standard harga
Perserikatan Ojeg di Cilawu,,, mungkin??.
Perjalanan
dilanjutkan go go go. Melewati perkebunan Dayeuh Manggung yang memang merupakan
salah satu Perusahaan perkebunan milik Negara. Hasil bincang-bincang dengan
karyawan PTPN
“teh terbaik yang dihasilkan dari perkebunan ini tidak dinikmati oleh penduduk Indonesia tapi malah di ekspor ke luar negeri. Jadi teh yang dinikmati kita adalah KWnya teh milik sendiri”
Hmm dramatis!! Tapi di salah satu sisi harus berbangga juga ternyata memang Indonesia Negara kaya rempah-rempah, jadi memang pinter orang – orang yang udah menjajah kite..
“teh terbaik yang dihasilkan dari perkebunan ini tidak dinikmati oleh penduduk Indonesia tapi malah di ekspor ke luar negeri. Jadi teh yang dinikmati kita adalah KWnya teh milik sendiri”
Hmm dramatis!! Tapi di salah satu sisi harus berbangga juga ternyata memang Indonesia Negara kaya rempah-rempah, jadi memang pinter orang – orang yang udah menjajah kite..
Sampai di Pos
Pemancar Registrasi di pos pendakiannya, cukup terkejut juga sekarang udah ada
emblem cikuray juga?? Haha.
Pendakian
dimulai sekitar pukul 9 nan. Target kami adalah camp langsung di puncak,
Sunset, Sunrise dan turun dengang selamat.
Awal pendakian ini disambut dengan tanjakan
berdebu setelah pos cikuray, dan setelah itu pos 1 danseterusnya dillewati.
pos 1 |
kereng kang Gilang sama kang Riki |
ini dia vidionya mas sofyan, emang berbakat
Alhamdulillah di puncak akhirnya dapet lapak
tenda, cukup untuk 2 tenda. Tenda pertama digunakan untuk tenda barang dan
tenda kedua untuk tidur. Ini dia kejadian lucu karena tenda kedua cumin muat
buat 4 orang akhirnya pemilihan satu orang yang tidur ditemani barang-barang.
Orang yang beruntung tersebut yaitu kang Riki hihi.
dapet sunset juga |
Sabtu malam tanggal 7
Tak hentinya memandang
langit
Memandang Perhiasan
ciptaan tuhan
Bukan berlian
Bukan emas
Hanya hamparan
bintang..
Disini kami
menikmatinya dengan masakan sederhana
Masakan dengan
campuran 3 resep
Sederhan tapi,
Terasa special
Di 2821 mdpl
Sabtu malam tanggal 7
Minggu 8-09-13 (summit attack?? , Turun gunung, Sampai jumpa lagi!!)
Biasanya saya terbangun dengan langkah kaki para
pendaki atau jam alarm yang berbunyi keras, mengingatkan untuk pergi ke puncak.
Tapi kini tak ada lagi, kami sudah di puncak!!. Yah akhirnya sunrise minggu 8-09-13
di cikuray. Keluar tenda langsung puncak haha.
panorama yang tertutup |
Haduh dan hal yang saya tidak sukai terjadi lagi, penuh. Yah
itu gambaran di puncak hari itu. Sangat banyak orang sampai spot untuk motret
pun ada orang lainnya. Hadeeh. Tapi ada hal yang lucu di sini ada kelompok
pendaki yang menuliskan
“Cintaku Padamu Setinggi Puncak ini”
Dan tulisan itu di photo dengan semua anggota pendakinya.
Ada ada saja, mungkin menurut saya tulisannya terlalu general gkgkg.
Saatnya toga di puncak!! Yah akhirnya make toga
juga setelah nungguin lama. Mungkin agak kelewatan juga sampe segininya tapi
emang udah hobi sih hehe.
toga toga toga |
Sekitar pukul 10 pagi kami turun menuju pemancar dari
puncak. Karena masalah trauma dan cidera sudah menjadi keharusan bagi saya
untuk turun di barisan belakang.
Setelah turun dengan sisa tenaga mie rebus yang sengaja kami
seduh di pos 3 akhirnya kami berhasil mencapai pos pendakian. Tukang ojeg yang
kemarin mengantar kami sudah stanby di pos pendakian dengan motor dengan entah
bagian apa yang dimodifikasi hingga bisa kuat naik sampai pos pemancar.
Maghrib kami berlima sampai lagi di titik nol perjalanan
ini, masjid terminal Guntur. Hmm dan ini yang biasanya terjadi, perpisahan. Ahh
tapi pendakian kali ini memang seru benyak belajar
Belajar komunikasi, belajar bikin film photo dan belajar
narsis juga haha, apalagi narsisnya mas sofyan. haha
Sampai jumpa lagi!!
Catatan perjalanan
Charter angkot dari terminal guntur ke patrol Rp. 100.000 /
kelompok
Ojeg patrol ke pemancar Rp 35.000 / motor
Tiket masuk perkebunan Rp. 3000
Bayar di Pos Pemancar “seridhonya saja”
No tukang ojeg Dayeuh Manggung 085223341230 jam operasinya
dari pukul 5.00 – 18.00
Waktu pendakian
Perjalanan
|
Waktu
|
Terminal Guntur - Patrol
|
Sabtu 06.00 – 07.00
|
Patrol – Pos pendakian
|
Sabtu 07.00 – 08.30
|
Pos Pemancar - puncak
|
sa sabtu
09.30 – 15.30
|
Puncak – Pos Pemancar
|
Minggu 10.00 – 13.00
|
Pos pemancar – Patrol
|
Minggu 14.00 – 15.30
|
Patrol – Terminal Guntur
|
Minggu 15.30 – 17.00
|
0 komentar:
Posting Komentar