Jumat, 20 September 2013

Toga di Puncak Cikuray, Teman baru, Pengalaman baru dan Ilmu baru



Prolog
 
Rencana pendakian ini memang tergolong sangat cepat, padahal isu pendakiannya sudah terbawa angin sejak kepulangan saya dari tanah malang. Pendakian puncak cikuray karyawan patria featuring saya (deni) sepertinya istilah yang tepat untuk pendakian ini.
Ada banyak alasan seseorang sampai mendaki gunung hingga ke puncak, berbagai alasan dari penelitian, pendidikan, mengasah fisik dan keterampilan, etc lah. Menurut saya alasan yang paling sederhana adalah hobi semata atau alasan lain adalah jawaban dari pertanyaan ini: 

Why you are climbing a mountain till the summit, for what? And for who?... 

Jawabnya bisa macam-macam  ….  Blablabla…. Sajalah.  Yang pasti alasan tersebut haruslah memotivasi diri seseorang tersebut hingga ke puncak, focus selama pendakian dan memotivasinya hingga turun dengan selamat. Amiin 
 
Cikuray lagi!!! 

Cikuray dengan status sebagai puncak tertinggi ke 4 di jawa barat memang sudah menjadi tujuan pendakian yang sangat umum untuk para pendaki dari daerah jabodetabek. Nggak salah kebanyakan pendaki kemarin berasal dari daerah Jakarta, Bekasi, Bogor dan Bandung. Naah tuan rumahnya mana?? haha.  

Terhitung sudah 2 kali saya muncak cikuray dan dengan pendakian ini dibulatkan menjadi angka ganjil 3!!. 2 kali pendakian dengan catatan record yang cukup buruk, catatan buruk supaya menjadi pembelajaran apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dipersiapkan. Sekarang kenapa cikuray lagii?? Jawabnya simple kepingin pake toga disana dan juga buat bacain naskah proklamasi diri,, 

 Full Team, here we are !!

dari kiri: kang riki, mas Sofyan, Via, Deni, kang Gilang



To the story  !!

Jum’at 6-09-13 (Meet Point)

Ini dia ceritanya berawal, kami bertemu di terminal Guntur garut. Nungguin bis jurusan Garut – Lb Bulus sambil makan kacang dan udah bosen nanggepin calo angkot yang nawarin “mas naik ke Papandayan? Atau Cikuray? Tuh udah ada angkutannya” Saya jawab nunggu temen!!, again and again. Sampai akhirnya bi situ datang juga, 4 penjelajah dari negeri bernama Bekasi. 

Sapa menyapa dilanjutkan dengan makan soto diterminal. Kebetulan saya juga baru pertama makan disini. Kesan pertama dagingnya banyak pisan!! Penuh tuh mangkok. Hingga akhirnya billnya keluar taraa!!! Sotonya Rp 20.000 seporsi  Waaaw. Kalo ada record soto palingmahal di  Garut warung ini kayanya bakalan jadi juara 1 deh.

Selepas makan kami memutuskan untuk menginap di masjid di dekat terminal. dan sepertinya masjid ini memang suda menjadi transit favorit bagi pendaki. Ga salah mungkin udah ada 100 orang pendaki yang ada di masjid ini dan kebanyakan tujuan mereka adalah Papandayan. mm ganti destinasi aja ke papandayan gitu haha celotehan si kang Gilang. 

Sabtu 7-09-13 (Calo, Ojeg, Pendakian dan Sunset)
Setelah Shalat Shubuh kami berkemas bersiap menuju Pos pendakian pemancar dan eitss ini yang paling seru “silat lidah dengan calo” udah bosen kalo masalah ginian bayangkan 1 calo melawan 10 orang yang mau charter mobil jadi menang mana?? Ya yang 10 orang lah, tapi si calo pasti punya trick cadangan. Ya mungkin hari itu kami kurang beruntung soalnya pas udah turun dia malah minta lagi buat ongkos barang. Waduuh!! mencoreng wilayah garut inimah, mungkin kalo bupatinya sudah terpilih bisa lebih di akomodasi hal-hal yang kaya gitu.
Dari terminal kami naik mobil cateran hingga patrol dan dari patrol biasanya naik ojeg lagi hingga sampai di Pos pemancar. Untungnya udah kenal sama tukang ojeg yang ada di perkebunan Dayeuh manggung, kalo disilsilahkan berarti tukang ojeg itu temen dari temennya dari temen temennya saya haha lieur. Yang jelas tukang ojegnya pada baik-baik. Tapi hargaya gak bisa turun!! Mungkin udah standard harga Perserikatan Ojeg di Cilawu,,, mungkin??. 
Perjalanan dilanjutkan go go go. Melewati perkebunan Dayeuh Manggung yang memang merupakan salah satu Perusahaan perkebunan milik Negara. Hasil bincang-bincang dengan karyawan PTPN

 “teh terbaik yang dihasilkan dari perkebunan ini tidak dinikmati oleh penduduk Indonesia tapi malah di ekspor ke luar negeri.  Jadi teh yang dinikmati kita adalah KWnya teh milik sendiri” 

Hmm dramatis!! Tapi di salah satu sisi harus berbangga juga ternyata memang Indonesia Negara kaya rempah-rempah, jadi memang pinter orang – orang yang udah menjajah kite.. 
Sampai di Pos Pemancar Registrasi di pos pendakiannya, cukup terkejut juga sekarang udah ada emblem cikuray juga?? Haha. 
Pendakian dimulai sekitar pukul 9 nan. Target kami adalah camp langsung di puncak, Sunset, Sunrise dan turun dengang selamat.
Awal pendakian ini disambut dengan tanjakan berdebu setelah pos cikuray, dan setelah itu pos 1 danseterusnya dillewati.


pas angle cameranya

pos 1
kereng kang Gilang sama kang Riki



ini dia vidionya mas sofyan, emang berbakat



Setelah melewati pos 4 akhirnya formasi team dirubah, team pertama via, kang Gilang dan Mas Sofyan membawa logistic dan tam kedua saya dan kang riki mengemban tugas untuk charter lapak tenda di puncak haha. Ya karena di pos pemancar pendaki yang sudah naik sudah sekitar 200 orang waw!! So harus pake system FIFO, ayoo kebut puncak!!. 
Alhamdulillah di puncak akhirnya dapet lapak tenda, cukup untuk 2 tenda. Tenda pertama digunakan untuk tenda barang dan tenda kedua untuk tidur. Ini dia kejadian lucu karena tenda kedua cumin muat buat 4 orang akhirnya pemilihan satu orang yang tidur ditemani barang-barang. Orang yang beruntung tersebut yaitu kang Riki hihi.

dapet sunset juga
 
Sabtu malam tanggal 7
Tak hentinya memandang langit
Memandang Perhiasan ciptaan tuhan
Bukan berlian
Bukan emas
Hanya hamparan bintang..
Disini kami menikmatinya dengan masakan sederhana
Masakan dengan campuran 3 resep
Sederhan tapi,
Terasa special
Di 2821 mdpl
Sabtu malam tanggal 7

 Minggu 8-09-13 (summit attack?? , Turun gunung, Sampai jumpa lagi!!) 
Biasanya saya terbangun dengan langkah kaki para pendaki atau jam alarm yang berbunyi keras, mengingatkan untuk pergi ke puncak. Tapi kini tak ada lagi, kami sudah di puncak!!. Yah akhirnya sunrise minggu 8-09-13 di cikuray. Keluar tenda langsung puncak haha.

panorama yang tertutup

Haduh dan hal yang saya tidak sukai terjadi lagi, penuh. Yah itu gambaran di puncak hari itu. Sangat banyak orang sampai spot untuk motret pun ada orang lainnya. Hadeeh. Tapi ada hal yang lucu di sini ada kelompok pendaki yang menuliskan

“Cintaku Padamu Setinggi Puncak ini”

Dan tulisan itu di photo dengan semua anggota pendakinya. Ada ada saja, mungkin menurut saya tulisannya terlalu general gkgkg. 
Saatnya toga di puncak!! Yah akhirnya make toga juga setelah nungguin lama. Mungkin agak kelewatan juga sampe segininya tapi emang udah hobi sih hehe.

toga toga toga
terbang mas tinggalin galiannya !!
kami dan langit

Sekitar pukul 10 pagi kami turun menuju pemancar dari puncak. Karena masalah trauma dan cidera sudah menjadi keharusan bagi saya untuk turun di barisan belakang.
Setelah turun dengan sisa tenaga mie rebus yang sengaja kami seduh di pos 3 akhirnya kami berhasil mencapai pos pendakian. Tukang ojeg yang kemarin mengantar kami sudah stanby di pos pendakian dengan motor dengan entah bagian apa yang dimodifikasi hingga bisa kuat naik sampai pos pemancar. 
Maghrib kami berlima sampai lagi di titik nol perjalanan ini, masjid terminal Guntur. Hmm dan ini yang biasanya terjadi, perpisahan. Ahh tapi pendakian kali ini memang seru benyak belajar
Belajar komunikasi, belajar bikin film photo dan belajar narsis juga haha, apalagi narsisnya mas sofyan. haha
Sampai jumpa lagi!!




Catatan perjalanan
Charter angkot dari terminal guntur ke patrol Rp. 100.000 / kelompok
Ojeg patrol ke pemancar Rp 35.000 / motor
Tiket masuk perkebunan Rp. 3000
Bayar di Pos Pemancar “seridhonya saja”
No tukang ojeg Dayeuh Manggung 085223341230 jam operasinya dari pukul 5.00 – 18.00



Waktu pendakian 
Perjalanan
Waktu
Terminal Guntur - Patrol
Sabtu 06.00 – 07.00
Patrol – Pos pendakian
Sabtu 07.00 – 08.30
Pos Pemancar - puncak
sa    sabtu 09.30 – 15.30
Puncak – Pos Pemancar
Minggu 10.00 – 13.00
Pos pemancar – Patrol
Minggu 14.00 – 15.30
Patrol – Terminal Guntur
Minggu 15.30 – 17.00
















 

0 komentar:

Posting Komentar