Apa Itu Trail Runner?
Killian Jornet, legenda olahraga Trail Runner |
Pernahkah kalian berlari jauh melintasi jalur pegunungnan atau bukit
kemudian secara tidak sadar kalian ada di tengah-tengah pemandangan yang
spektakuler??
Its really amazing.. dan mungkin ini adalah fase atau metode baru dalam
pendakian, “Trail Runner”
Trial Runner istilah
ini mungkin masih awam bagi para pendaki apalagi untuk masyarakat umum. Simpel
pengertiannya dapat dibandingkan dengan motor trail, yaitu motor yang cocok digunakan di medan off road atau tanah, sama halnya dengan Trail Runner yakni kegiatan berlari yang
lintasan larinya kebanyakan off road,
bisa melewati bebatuan, lintasan hutan atau bisa juga sampai ke puncak gunung.
Kenapa ada trail
runner?
Di Indonesia sendiri dengan melihat kondisi geografisnya
yang kebanyakan daerahnya berupa pegunungan menjadi suatu daya tarik
pemandangan lanskap tersendiri dan salah satu cara atau metode menikmatinya
dengan trail runner.
kenapa tidak berlari
di jalanan saja?
Jawabannya bisa variatif
namun ada suatu kecenderungan atau kebosanan bagi pelari dengan berlari di
jalanan aspal dengan pemandangannya yang tidak begitu menyegarkan, berbeda
dengan trial runner yang secara bebas kita bisa berlari dengan track bervariatif sehingga kemungkinan untuk
mendapatkan pemandangan yang baru sangatlah besar.
Trail runner
sendiri sering didekatkan dengan istilah hiking
atau treeking, jadi apa perbedaannya?
Saat akan hiking ataupun treeking kita mempersiapkan beberapa hal seperti
berapa lama akan melakukan perjalanan, berapa orang peserta yang ikut terlibat
kemudian dari situ kita memperhitungkan nutrisi yang dibutuhkan selama
pendakian. Hal tersebut sangat penting agar tubuh kita mampu melakukan pendakian dengan
ditunjang asupan nutrisi tersebut. Selain persiapan tersebut tidak lupa juga
persiapan tenda yang akan dibawa, peralatan navigasi, perlatan masak, medis dan
tentunya peralatan pribadi. Berdasarkan pengalaman berat beban yang dibawa oleh
pendaki sekitar 20kg hingga 30 kg.
Sedangkan Trail Runner sendiri mempunyai konsep yang sama dengan pendakian,
membawa nutrisi yang mencukupi sehingga tubuh dapat terus bergerak selama
berlari, hanya saja nutrisi tersebut kita “paketkan”
dalam bentuk makanan yang instan dengan memperhatikan nilai gizinya. Berbeda dengan pendakian yang
kebanyakan bahan makanan harus dimasak terlebih dahulu. Dengan “paketkan” makanan tersebut berpengaruh
terhadap beban yang di bawa, biasanya kurang dari 10 Kg.
Persiapan yang dipaketkan, total 990 kal. |
Selain itu sebelum lari terlebih
dahulu kita merencanakan jalur yang akan dilewati, dan hal ini sangat penting
karena kita sendiri membutuhkan data-data yang menginformasikan area-area mana
yang akan sangat terjal untuk dilewati dan daerah mana yang agak landai. Sehingga
dari situ kita dapat mengadaptasi kecepatan berlarinya.
Jalur hijau, jalur dari perkebunan dayeuh manggung ke Pemancar Cikuray. gain altitude 600 m dan gain distance 7.95 km |
Jalur merah, jalur dari pos pemancar ke puncak cikuray. gain altitude 1200 m dan gain distance 3.68 km |
Untuk rentang waktu trail
Runner ini cocok dilakukan saat siang hari dan cuaca yang cerah sehingga
rentang waktunya kurang lebih selama 12 jam. Dari pengalaman, paling lama
berlari adalah 15 jam saat mengikuti Gede Pangrango Marathon dengan jalur
Cibodas – Puncak Gede – Suryakencana – Salabintana – Suryakencana – Puncak Gede
– Kandang badak – Puncak Pangrango – Kandang Badak – Cibodas dengan total jarak
42 km.
Namun tidak menutup kemungkinan
karena ketahan fisik seseorang berbeda-beda dan dapat ditingkatkan sehingga
bisa melebihi waktu tersebut dengan persiapan mental dan fisik yang benar-benar
matang. Seperti halnya kompetisi Bromo Tengger Semeru Marathon dengan jarak
tempuh 170 km dengan waktu 46 jam, hampir menembus 2 hari. Dari hal tersebut Tentunya
akan sangat jauh berbeda pencapaian waktu untuk trail runner dan Pendakian seperti biasa.
Seperti contoh ketika mendaki Gunung
cikuray dibutuhkan waktu 5 hingga 6 jam hingga sampai ke puncak dengan membawa
beban, berbeda jika kita menggunakan konsep trail
runner berdasarkan pengalaman dengan waktu 5 jam dapat digunakan untuk
waktu naik dan turun, 3 jam untuk pendakian dan 2 jam untuk turun.
Jadi apa yang dipersiapkan
untuk mencoba trail runner?
Setiap orang mempunyai Basic tersendiri menjadi trail runner, ada yang berasal dari
pelari marathon yang kemudian mencoba
ke trail runner, ada juga yang
asalnya mountain biker kemudian
beralih ke trail runner. Sedangkan saya
sendiri dari basic pendaki kemudian
mencoba ke trail runner. Dari hal
tersebut setiap orang mempunyai konsep yang berbeda-beda untuk menncoba trail runner.
Trail runner tersendiri merupakan kegiatan outdoor dan kebanyakan
kompetisi/race dilakukan di pegunungan. Sehingga saya sendiri harus mematangkan
konsep pendakian biasa seperti penentuan nutrisi, navigasi, peralatan dll. Sehingga
ketika konsep tersebut dirubah ke trial
runner, konsep awalnya sama tapi wujudnya saja yang lebih simple.
Selain konsep tersebut hal yang
harus diperhatikan adalah latihan untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti
kecepatan berlari, Vo max, endurance dll. Sehingga semakin baik
daya tahan tubuh kita maka keberhasilan dalam mencoba trial runner semakin
besar.
Dalam mencoba Trail runner alangkah baiknya mencoba
dengan lintasan yang bersahabat, kemudian sedikit demi sedikit meningkatkan
targetnya baik dari sisi jarak, ketinggian yang dicapai dan jenis track yang dilintasi. Sebelum berlari
sangat dianjurkan untuk menguasai konsep berjalan (pendakian) terlebih dahulu.
Pada akhirnya Trial Runner adalah suatu metode baru yang digunakan untuk
menikmati pemandangan lanskap, metode yang menggabungkan antara berlari dan
hiking/treeking dengan jalur berlari yang bervariatif.
That’s all my opinion and experience about trial runner,
hope it will valuable for the reader ^^
makasih yah kak untuk infonya
BalasHapusalfa