|
Full Team |
“sometimes
the happiness comes without no reason and sometimes the sadness comes
without no reason too”
Akhirnya dapat kumpul juga bareng
dengan para designer muda Design
Engineering 2010, walaupun tempat biasa kita berkumpul berbeda dengan
biasanya. Disini dari ketinggian 2600 mdpl bisa merasakan kebersamaan lagi,
saling cerita atau saling menyindir atau apalah. Suatu kebiasaan yang sering
dilakukan pada suatu tempat kotak bernama “kosan”.
Hari itu dengan menjadi diri
sendiri dan tanpa ada alasan yang jelas I’m
feels like come back to home. Bersyukur masih dapat berkumpul dan memaknai
sebuah proses dengan orang-orang ini.
Thanks !!
Background
Handphone bergetar menandakan sebuah notifikasi chat. Chat
yang bernama kocak “Papandayan Anyoong”.
Entah apa arti dari judul chat itu -_-?
. Tapi isinya dari chat itu yaitu
ajakan pendakian bersama ke Mt. Papandayan, rencana pendakian dengan anggota
Design Engineering 2010. Diketuai oleh seseorang korban PHP.
Ketua : Andreas
Tian
Anggotanya :
Ibenk, Om Faris, Kipel, Mirza
Andrian, Maria Ivanova, Yoda, Me, Moh Ardi Fauzi, Yuga Obohk, dan Adok.
Kalau sebelumnya ada pemilihan
ketua pendakian tentunya saya tidak akan memilih dia, why?? udah terbayang alur
pendakiannya pasti bakal banyak ngebahas “……..” (…ahh).
Suatu pendakian akan menjadi
resmi untuk dilakukan jika 5W 1H terjawab dengan baik. Tapi sekarang bagi saya
alasan pendakian ini hanya “ingin berkumpul”. Sometimes happiness comes without no reason.
Plan
Didalam room chat bernama “papandayan
anyoong” ini sang ketua mengeluarkan berbagai PP (peratuan pendakian)
dengan menggunakan istilah-istilah yang sangat tabo. Pendakian ini dibagi
menjadi 2 kelompok, kelompok bandung dan kelompok Jakarta (benci tapi cinta)..
tuh kan!!!. Dalam room chat ini juga membahas perencanaan lainnya seperti transport,
logistik, permbagian tugas dll.
Tak pernah bosan buat mantengin room chat ini, apalagi saat yang lainnya
mulai melemparkan sindiran-sindiran tajam layaknya tendangan bebas dari pemain
bola menuju gawang tinggal memilih untuk menepis atau menangkap bolanya. Hha.
Hitam diatas layar LCD:
Waktu pendakian : 21 – 22 Desember 2013
Camp : Pondok Saladah
Target : Padang Edelweis Tegal Alun
Jumlah Orang :
15 orang
Keputusan lainnya sang ketua
lampirkan pada Ppnya, hasil diskusi alot dan berbagai tendangan bebas dari
pemain bola nya.
Bismillahirohmanirohim!
beberapa tendangan bebasnya ups!!
Journey
Day 1 (21-12-2013)
Pelaksanaan pendakian ini di
lakukan pada tanggal 21 dengan meet point pertama dari tim bandung adalah
Polman, disitu ketua mengatur transportasi menuju rumah ibenk sebagai meetpoint
ke 2. Sedangkan tim Jakarta yang
terdiri dari saya sendiri tinggal meunggu anggota yang lain di rumah ibenk.
-Waktu menunjukan jam 11:00
Handphone bergetar menandakan para penjelajah dari kota Bandung ini
sudah berada di rumah ibenk yang tepatnya berada di daerah tarogong. setibanya
di rumah ibenk sudah kumpul semua dengan anggota totalnya ada 12 orang, karena
seleksi alam orang yang ikut tinggal segitu.
-Menuju Camp David
Perjalanan dilanjutkan dengan
menggunakan transportasi dari rumah ibenk menuju camp David di daerah
Cisurupan, jaraknya sekitar kurang lebih 2 jam. Transportasi dari rumah ibenk
ini bisa dibilang off raider. Dengan
komposisi transport 4 motor yang mendadak
jadi motor trail sedangkan 1 mobil off
road 4x4 yang memang sudah ditakdirkan menjadi mobil off road sekaligus sweeper sepanjang perjalanan. Kalo
diistilahkan komposisi transport yang TOP!!
Perjalanan dari tarogong menuju camp David melewati beberapa daerah seperti
Bayombong dan Cisurupan. Kondisi jalan menuju Cisurupan masih berupa aspal,
ketika perjalanan dari pertigaan Cisurupan menuju camp David siap merasakan sensai out of road dengan jalanan menanjaknya!!.
-Camp David, packing ulang
dan adaptasi
Melewati jalanan out opf road
dengan mengendarai motor matic memang cukup menantang, beberapa kali ban
belakang menjadi slip, but somehow tetep tarik gas sampe kesusul motor kipel
hha.
Finally we get there.
Setelah menyelesaikan beberapa
administrasi dan beberapa persiapan kami berkumpul membentuk suatu lingkaran.
Saling memanjatkan doa untuk meminta keselamatan. Sekarang perjalan dimulai
dengan kaki pribadi in slow motion but
keep safety.
Pada rencana tempat camp adalah pondok
saladah, karena memang camp tersebut dekat dengan sumber air. Untuk mencapai
tempat camp tersebut kami harus melewati beberapa daerah, daerah pertama yaitu
kawah. Agar tidak terlalu berbau disarankan untuk membawa masker seperti ini
untuk orang yang memiliki kelebihan hidung pesek disankan tidak perlu
memakai masker. Dengan kelebihan
tersebut lebih efektif dalam menyaring udara. Hihi.
Beberapa menit setelah melewati
daerah kawah ini, gerimis mulai turun. Seketika tampilan mulai berganti dari
kaos menjadi raincoat. Keunikan dari tim ini ternyata raincoatnya menggunakan
model yang sama, nggak akan bingung kalo nyari kelompoknya haha
Dengan kondisi tanah yang baru
diguyur hujan muali kerasa licin-licinnya deh. Setelah melewati daerah kawah
kami turun dari lembah dan naik lagi ke atas bukit dengan melewati jalan
setapak yang kondisinya sudah sangat licin. Tak terhitung sudah jatuh berapa
kali plus dengan gaya yang bermacam-macam juga.
-Camp
Karena pertimbangan kuota tempat
camp yang ada di Pondok Saladah kami memutuskan untuk camp di tempat lain. Tempat yang ditandai dengan alat pendeteksi
gempa. Nilai plus juga camp disini, dijamin sinyal akan terus ada sepanjang
waktu deh.
Secepat tangan bergerak kami
mulai mendirikan tenda dan anggota yang lain mulai diberikan mandat-mandat
khusus. Seperti ini sang koki!!
|
koki nundutan |
Another picture that shouln’t be
taken
|
MCK bersama haha |
Sore mulai berganti dengan
malam, seperti biasa permainan saat
malam ketika camp adalah kartu!! Tapi permainan kartu yang ini di kostumisasi
biar lebih menarik we called “kartu bohong” di populerkan oleh calon hakim
Kahya. Awal mula kami bermain kartu tapi lama-kelamaan bergeser ke arah yang
lebih parah. Only we are that know the
story.
Day 2 (22-12-2013)
Minggu pagi 22 Desember 2013,
Matahari sudah beranjak naik dari persemayamannya
Membagikan sinarnya
Menembus kabut pagi
Sungguh sunrise itu memang indah
Seperti biasa nada pengingat
untuk menembus padi ini adalah bunyi alarm dari handphone masing-masing. Serentak ketua mulai membangunkan yang lainnya
dan mempersiapkan untuk summit attack.
Tapi memang tidak semua anggota pendakian ini dapat ikut summit attack dengan alasan kesehatan. Jadi anggota pendakian yang
berangkat ke tegal alun menjadi 8 orang dan sisanya memilih untuk mempersiapkan
masakan ketika kami kembali ke camp.
Perjalanan menuju tegal alun
dapat melalui 2 jalur yaitu melalui jalur hutan mati dan tanjakan berbatu. Pagi
itu kami memilih melalui tanjakan berbatu untuk mencapai tegal alun dan kembali
ke camp melalui jalur hutan mati. Langsung mengenal 2 jalur sekali jalan.
-Pondok Saladah
Untuk mencapai tegal alun
terlebih dahulu melewati pondok saladah. Pondok saladah merupakan sebuah tempat
camp yang letaknya dekat dengan sumber air. Tempat camp ini kira kira dapat
menampung 200 tenda. Sebelumnya kami
berencana untuk camp di tempat tersebut, tapi dikarenakan informasi yang
menyebutkan bahwa di tempat camp di pondok saladah sudah penuh kami memutuskan
untuk camp di tempat lain.
Dari Pintu angin menuju pondok
saladah dapat ditempuh dengan waktu 30 menit. Jalur yang dilewati cukup landai
dan tidak terlalu menyiksa.
Sampai di pondok saladah sedikit
di foto dulu.
-Tegal alun
Dari pondok saladah melanjutkan
perjalnan menuju tegal alun melalui tanjakan berbatu. Melewati jalur ini
disarankan untuk berhati-hati dengan kondisi jalur yang curam dan licin. Ketika
sampai di ujung tanjakan ini terlihat camp pondok saladah. Dari ujung tanjakan
ini terdapat jalan setapak kecil yang disebelah kanan dan kirinya terdapat
bunga edelweis. Cukup memanjakan mata dikala tenaga mulai terkuras. Saat
melewati jalur ini akan banyak ditemui jaring laba-laba yang melintang. Orang
yang berjalan didepan harus extra sabar menembus jaring-jaringnya, sedangkan
yang berjalan dibelakang tinggal mengikuti langkahnya saja.
Setelah menemukan ujung dari
jalur setapak ini mulai memasuki vegetasi pepohonan yang rimbun. Memasuki
vegetasi ini jalur setapak terlihat banyak bercabang,untuk membedakannya
terdapat tali rafia kecil yang menandakan jalur yang benar. Keluar dari vegetasi
ini kami disambut dengan hamparan edelweis
lagi. Kita berada di tegal alun sekarang.
|
Puncak kenikmatan haha |
"HAPPY MOM'S DAY THANKS FOR ALWAYS STANDING BEHIND US WETHER WE WERE WRONG OR RIGHT" -TEGAL ALUN 22 DES 2013
Tak lama kami berada di tempat hanya
sedikit foto-foto dan menuliskan kalimat untuk ibu. Setelah itu kami
meninggalkan tempat in dan kembali ke camp
melewati jalur hutan mati.
-Camp – Camp david
Sesampainya di camp logistik
sudah diolah menjadi makanan siap santap oleh chef ibenk. Di camp ini juga
terjadi kejadian yang tak boleh
diceritakan !! haha.
Didekat camp kami terdapat post volunteer yang kira-kira baru dibangun 3
bulan sebelumnya. Pos itu berfungsi untuk mengingatkan pendaki untuk memakai
jalur yang benar dikarenakan ada saja pendaki yang mengambil jalur lurus dari
arah pintu angin yang jika diteruskan akan tembus ke daerah pangalengan.
Selanjutnya kami melanjutkan
perjalanan pulang menuju camp david melewati jalur yang sama saat kami naik.
Dokumentasi saat turun
|
Polman Line |
Sekitar pukul 13.00 kami sampai
di camp david, hal pertama saat mencapai tempat ini adalah warung!! Terbukti gelombang
pertama yang tiba di camp David ini langsung berkumpul dan membooking satu
warung disini, tak lama yang lain juga mengikuti langkahnya. Terbukti lagi bahwa makanan yang disajikan
oleh chef ibenk masih belum memuaskan atau mungkin kuota perut yang bertambah
haha.
Mencicipi gorengan dan segelas
susu panas, kemudian kami packing ulang untuk perjalanan pulang.
Alhamdulillah masih diberi
kesempatan untuk berkumpul
Terima kasih untuk waktuNya