Selasa, 11 Februari 2014

Pendakian Papandayan with DE 2010



  
Full Team
“sometimes the happiness comes without no reason and sometimes the sadness comes without  no reason too” 

Akhirnya dapat kumpul juga bareng dengan para designer muda Design Engineering 2010, walaupun tempat biasa kita berkumpul berbeda dengan biasanya. Disini dari ketinggian 2600 mdpl bisa merasakan kebersamaan lagi, saling cerita atau saling menyindir atau apalah. Suatu kebiasaan yang sering dilakukan pada suatu tempat kotak bernama “kosan”.
Hari itu dengan menjadi diri sendiri dan tanpa ada alasan yang jelas I’m feels like come back to home. Bersyukur masih dapat berkumpul dan memaknai sebuah proses dengan orang-orang ini.
Thanks !!

Background

Handphone bergetar menandakan sebuah notifikasi chat. Chat yang bernama kocak “Papandayan Anyoong”. Entah apa arti dari judul chat itu  -_-? . Tapi isinya dari chat itu yaitu ajakan pendakian bersama ke Mt. Papandayan, rencana pendakian dengan anggota Design Engineering 2010. Diketuai oleh seseorang korban PHP.
Ketua                     : Andreas Tian
Anggotanya            :
Ibenk, Om Faris, Kipel, Mirza Andrian, Maria Ivanova, Yoda, Me, Moh Ardi Fauzi, Yuga Obohk, dan Adok.
Kalau sebelumnya ada pemilihan ketua pendakian tentunya saya tidak akan memilih dia, why?? udah terbayang alur pendakiannya pasti bakal banyak ngebahas “……..” (…ahh).

Suatu pendakian akan menjadi resmi untuk dilakukan jika 5W 1H terjawab dengan baik. Tapi sekarang bagi saya alasan pendakian ini hanya “ingin berkumpul”. Sometimes happiness comes without no reason. 

Plan 

Didalam room chat bernama “papandayan anyoong” ini sang ketua mengeluarkan berbagai PP (peratuan pendakian) dengan menggunakan istilah-istilah yang sangat tabo. Pendakian ini dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok bandung dan kelompok Jakarta (benci tapi cinta).. tuh kan!!!.  Dalam room chat ini juga membahas perencanaan lainnya seperti transport, logistik, permbagian tugas dll.
Tak pernah bosan buat mantengin room chat ini, apalagi saat yang lainnya mulai melemparkan sindiran-sindiran tajam layaknya tendangan bebas dari pemain bola menuju gawang tinggal memilih untuk menepis atau menangkap bolanya. Hha.
Hitam diatas layar LCD:
Waktu pendakian            :  21 – 22 Desember 2013
Camp                             : Pondok Saladah
Target                             : Padang Edelweis Tegal Alun
Jumlah Orang                  : 15 orang
Keputusan lainnya sang ketua lampirkan pada Ppnya, hasil diskusi alot dan berbagai tendangan bebas dari pemain bola nya. 

Bismillahirohmanirohim!

beberapa tendangan bebasnya ups!!
 

                                                                                                                                           

 

Journey

Day 1 (21-12-2013)
Pelaksanaan pendakian ini di lakukan pada tanggal 21 dengan meet point pertama dari tim bandung adalah Polman, disitu ketua mengatur transportasi menuju rumah ibenk sebagai meetpoint ke 2. Sedangkan tim Jakarta yang terdiri dari saya sendiri tinggal meunggu anggota yang lain di rumah ibenk.

-Waktu menunjukan jam 11:00  
Handphone bergetar menandakan para penjelajah dari kota Bandung ini sudah berada di rumah ibenk yang tepatnya berada di daerah tarogong. setibanya di rumah ibenk sudah kumpul semua dengan anggota totalnya ada 12 orang, karena seleksi alam orang yang ikut tinggal segitu.

-Menuju Camp David
Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan transportasi dari rumah ibenk menuju camp David  di daerah Cisurupan, jaraknya sekitar kurang lebih 2 jam. Transportasi dari rumah ibenk ini bisa dibilang off raider. Dengan komposisi transport  4 motor yang mendadak jadi motor trail sedangkan 1 mobil off road 4x4 yang memang sudah ditakdirkan menjadi mobil off road sekaligus sweeper sepanjang perjalanan. Kalo diistilahkan komposisi transport yang TOP!!
Perjalanan dari tarogong menuju camp David melewati beberapa daerah seperti Bayombong dan Cisurupan. Kondisi jalan menuju Cisurupan masih berupa aspal, ketika perjalanan dari pertigaan Cisurupan menuju camp David siap merasakan sensai out of road dengan jalanan menanjaknya!!.

-Camp David, packing ulang dan adaptasi
Melewati jalanan out opf road dengan mengendarai motor matic memang cukup menantang, beberapa kali ban belakang menjadi slip, but somehow tetep tarik gas sampe kesusul motor kipel hha.
Finally we get there.


Setelah menyelesaikan beberapa administrasi dan beberapa persiapan kami berkumpul membentuk suatu lingkaran. Saling memanjatkan doa untuk meminta keselamatan. Sekarang perjalan dimulai dengan kaki pribadi in slow motion but keep safety.
Pada rencana tempat camp adalah pondok saladah, karena memang camp tersebut dekat dengan sumber air. Untuk mencapai tempat camp tersebut kami harus melewati beberapa daerah, daerah pertama yaitu kawah. Agar tidak terlalu berbau disarankan untuk membawa masker seperti ini untuk orang yang memiliki kelebihan hidung pesek disankan tidak perlu memakai  masker. Dengan kelebihan tersebut lebih efektif dalam menyaring udara. Hihi.


Beberapa menit setelah melewati daerah kawah ini, gerimis mulai turun. Seketika tampilan mulai berganti dari kaos menjadi raincoat. Keunikan dari tim ini ternyata raincoatnya menggunakan model yang sama, nggak akan bingung kalo nyari kelompoknya haha
Dengan kondisi tanah yang baru diguyur hujan muali kerasa licin-licinnya deh. Setelah melewati daerah kawah kami turun dari lembah dan naik lagi ke atas bukit dengan melewati jalan setapak yang kondisinya sudah sangat licin. Tak terhitung sudah jatuh berapa kali plus dengan gaya yang bermacam-macam juga. 


-Camp
Karena pertimbangan kuota tempat camp yang ada di Pondok Saladah kami memutuskan untuk camp di tempat lain. Tempat yang ditandai dengan alat pendeteksi gempa. Nilai plus juga camp disini, dijamin sinyal akan terus ada sepanjang waktu deh.
Secepat tangan bergerak kami mulai mendirikan tenda dan anggota yang lain mulai diberikan mandat-mandat khusus. Seperti ini sang koki!!


koki nundutan

Another picture that shouln’t be taken

MCK bersama haha
Sore mulai berganti dengan malam,  seperti biasa permainan saat malam ketika camp adalah kartu!! Tapi permainan kartu yang ini di kostumisasi biar lebih menarik we called “kartu bohong” di populerkan oleh calon hakim Kahya. Awal mula kami bermain kartu tapi lama-kelamaan bergeser ke arah yang lebih parah. Only we are that know the story.


Day 2 (22-12-2013)

 

Minggu pagi 22 Desember 2013,
Matahari sudah beranjak naik dari persemayamannya
Membagikan sinarnya
Menembus kabut pagi
Sungguh sunrise itu memang indah


Seperti biasa nada pengingat untuk menembus padi ini adalah bunyi alarm dari handphone masing-masing. Serentak ketua mulai membangunkan yang lainnya dan mempersiapkan untuk summit attack. Tapi memang tidak semua anggota pendakian ini dapat ikut summit attack dengan alasan kesehatan. Jadi anggota pendakian yang berangkat ke tegal alun menjadi 8 orang dan sisanya memilih untuk mempersiapkan masakan ketika kami kembali ke camp.
Perjalanan menuju tegal alun dapat melalui 2 jalur yaitu melalui jalur hutan mati dan tanjakan berbatu. Pagi itu kami memilih melalui tanjakan berbatu untuk mencapai tegal alun dan kembali ke camp melalui jalur hutan mati. Langsung mengenal 2 jalur sekali jalan. 

-Pondok Saladah 

Untuk mencapai tegal alun terlebih dahulu melewati pondok saladah. Pondok saladah merupakan sebuah tempat camp yang letaknya dekat dengan sumber air. Tempat camp ini kira kira dapat menampung 200 tenda.  Sebelumnya kami berencana untuk camp di tempat tersebut, tapi dikarenakan informasi yang menyebutkan bahwa di tempat camp di pondok saladah sudah penuh kami memutuskan untuk camp di tempat lain.
Dari Pintu angin menuju pondok saladah dapat ditempuh dengan waktu 30 menit. Jalur yang dilewati cukup landai dan tidak terlalu menyiksa.

Sampai di pondok saladah sedikit di foto dulu. 


-Tegal alun 

Dari pondok saladah melanjutkan perjalnan menuju tegal alun melalui tanjakan berbatu. Melewati jalur ini disarankan untuk berhati-hati dengan kondisi jalur yang curam dan licin. Ketika sampai di ujung tanjakan ini terlihat camp pondok saladah. Dari ujung tanjakan ini terdapat jalan setapak kecil yang disebelah kanan dan kirinya terdapat bunga edelweis. Cukup memanjakan mata dikala tenaga mulai terkuras. Saat melewati jalur ini akan banyak ditemui jaring laba-laba yang melintang. Orang yang berjalan didepan harus extra sabar menembus jaring-jaringnya, sedangkan yang berjalan dibelakang tinggal mengikuti langkahnya saja.


                                                       


Setelah menemukan ujung dari jalur setapak ini mulai memasuki vegetasi pepohonan yang rimbun. Memasuki vegetasi ini jalur setapak terlihat banyak bercabang,untuk membedakannya terdapat tali rafia kecil yang menandakan jalur yang benar. Keluar dari vegetasi ini kami disambut dengan hamparan edelweis lagi. Kita berada di tegal alun sekarang.

Puncak kenikmatan haha


 "HAPPY MOM'S DAY THANKS FOR ALWAYS STANDING BEHIND US WETHER WE WERE WRONG OR RIGHT" -TEGAL ALUN 22 DES 2013

Tak lama kami berada di tempat hanya sedikit foto-foto dan menuliskan kalimat untuk ibu. Setelah itu kami meninggalkan tempat in dan kembali ke camp melewati jalur hutan mati.
 
-Camp – Camp david

Sesampainya di camp logistik sudah diolah menjadi makanan siap santap oleh chef ibenk. Di camp ini juga terjadi kejadian yang tak boleh diceritakan !! haha.
Didekat camp kami terdapat post volunteer yang kira-kira baru dibangun 3 bulan sebelumnya. Pos itu berfungsi untuk mengingatkan pendaki untuk memakai jalur yang benar dikarenakan ada saja pendaki yang mengambil jalur lurus dari arah pintu angin yang jika diteruskan akan tembus ke daerah pangalengan. 
Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan pulang menuju camp david melewati jalur yang sama saat kami naik. 
 
Dokumentasi saat turun 




                                           

                                                     
Polman Line


Sekitar pukul 13.00 kami sampai di camp david, hal pertama saat mencapai tempat ini adalah warung!! Terbukti gelombang pertama yang tiba di camp David ini langsung berkumpul dan membooking satu warung disini, tak lama yang lain juga mengikuti langkahnya.  Terbukti lagi bahwa makanan yang disajikan oleh chef ibenk masih belum memuaskan atau mungkin kuota perut yang bertambah haha.
Mencicipi gorengan dan segelas susu panas, kemudian kami packing ulang untuk perjalanan pulang.



Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk berkumpul
Terima kasih untuk waktuNya